Penilaian kinerja Guru(PK Guru )

Mulai tahun 2013, raport guru dinilai dengan kinerja yang telah dilakukannya, sesuai dengan PermenPAN Nomor 16 tahun 2009. serta merujuk juknis permendiknas nomor 35 tahun 2010. Kinerja guru dinilai 2kali setahun ; di awal tahun pelajaran sebagai penilaian formatif, dan diakhir tahun pelajaran sebagai penilaian sumatif. Penilaian dilakukan terhadap 4 kompetensi guru : kompetensi pedagogik, Kepribadian, Sosial dan Profesional. Dengan PK Guru itu diharapkan guru sebagai tenaga profesional dalam bidang tugasnya. Namun satu hal yang menjadi ganjalan adalah, jam mengajar yang telah ditetapkan 24 jam tatap muka per minggu. Kenyataan di lapangan , banyak guru yang tidak dapat memenuhi 24 jam mengajar akibat tiap sekolah telah jenuh dengan guru sesuai dengan bidangnya. Pertanyaan adalah, bagaimana cara menyikapi kenyataan tersebut ? Anjurannya oleh dinas pendidikan : mengajar di sekolah lain sesuai dengan bidang yang diampunya. Lagi-lagi, di sekolah lain juga telah jenuh dengan guru yang sama. Apakah tidak ada kebijakan lain ? Apakah tidak ada solusi yang lebih cerdas ? Pihak pengambil kebijakan seharusnya membuat langkah kongkrit dalam bentuk tindakan nyata yang bukan gamang. Sehingga guru memperoleh kepastian dalam pelaksanaan tugas. Mari kita tunggu !!!!!

Akreditasi sekolah

Tanggal 9 septmber 2011 sekolah SMAN 4 singaraja diakreditasi oleh BAS dengan assesor berjumlah 2 orang . 1 orang dari Kab Jembrana : Drs. AA Bgs Radnyana R, M.Pd dan 1 orang dari Kab Badung : Drs. made Yatna. M.Si. Hasil akreditasi belum diketahui, kita menunggu hasil pengumuman oleh BAN. Semoga hasil akreditasi ini memperoleh nilai A, sehingga tetap seperti akreditasi sebelunya. Pengalaman yang terjadi, administrasi sekolah kita masih sedikit kurang tertata dengan baik, dari keseluruhan 8 standar nasional yang di nilai. Tampaknya kedepan perlu penataan pengelolaan administrasi sekolah yang lebih baik,terstandar, danmudah diakses oleh pihak yang berkepentingan. Semoga hal ini dapat terwujud 4 tahun kedepan yang akan disusun dalam bentuk Renstra sekolah dan sedang kami susun . Semoga terealisasi !!!

Permendiknas No35 tahun 2010

Petunjuk teknis pelaksanaan jabatan guru dan angka kreditnya diatur pada permendiknas no 35 tahun 2010. Bagaimana teknis pelaksanaannya anda dapat mengunduh

Permenpan no 16 tahun 2009

Petunjuk teknis usulan angka kredit jabatan guru untuk naik pangkat ke jenjang lebih tinggi diatur pada permenPAN No 16 tahun 2009, yang akan diberlakukan mulai tahun 2013. Untuk lebih jelas dapat diunduh

Minyak bumi

Materi minyak bumi saya unggah di sini, anda dapat mengunduh materi ini. Materi ini merupakan materi minimal untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan. Siswa diharapkan lebih aktif mengeksplorasi materi ajar dari sumber belajar lainnya. Lebih lengkapnya materi dapat diunduh disini

Senyawa hidrokarbon

Kelanjutan dari materi kekhasan atom karbon, saya unggah disini, siswa dapat mengunduh materi ini. Materi ini untuk memahami konsep minimal mengenai senyawa karbon. Siswa diharapkan lebih menggali lebih jauh pada buku ajar, dan sumber belajar lain yang ada di perpustakaan, buku elektronik dan sumber lainnya. Selengkapnya materi dapat anda
unduh disini

Kekhasan atom karbon

Materi ajar kls X tentang kekhasan atom karbon dapat anda unduh di sini. Kajian ini berisi materi minimal, diharapkan anda menggali lebih jauh agar pengetahuan anda menjadi luas, dengan membaca buku atau mengakses situs yang berhubungan topik hidrkarbon. Ingat!! bahwa ” buku adalah jendela dunia” karena itu bukalah jendela agar anda dapat melihat dan menikmati pemandangan alam yang begitu indah dan maha luas…… Selanjutnya bahan anda dapat unduh

Bahan ajar reaksi redoks kls X

Siswa yang ingin memiliki bahan ajar tentang reaksi reduksi oksidasi( redoks) dapat mengunduh pada tautan ini. Bahan ajar ini berisi kajian yang dibahas sebagai materi minimal yang harus dikuasai oleh siswa. Selengkapnya dapat diunduh

Larutan elektrolit

Materi dapat diunduh

Contoh membuat laporan percobaan

Dari hasil laporan percobaan yang diserahkan siswa, masih banyak siswa belum mampu menulis laporan dengan benar, walaupun sudah diberikan sistematika  penyusunan laporan. Siswa belum mampu menuangkan  ide secara kritis, bahkan siswa  hanya sekadar mengumpulkan  tanpa memikirkan esensi dan isi dari laporan itu. Yang paling parah terjadi adalah  saat siswa menulis pembahasan hasil laporan percoban. Siswa sama sekali kurang mampu berpikir kritis menggunakan konsep teoritis yang telah ditulis dalam membahas fakta yang diperoleh. Adapun sistematika laporan adalah (1) judul percobaan, (2) tujuan percobaan, (3) Kajian teori, (4) Alat dan bahan, (5) Prosedur kerja, (6) hasil pengamatan, (7) Analisis data dan pembahasan(8) kesimpulan dan saran, dan (9) daftar pustaka. Berikut  penjelasan  mengenai  tiap sub dari substansi  laporan;

1) Judul percobaan; tuliskan judul dari percobaan yang dilakukan. Diawali dengan huruf besar tiap awal kata, dengan letak ditengah baris .

2) Tujuan percobaan; tuliskan tujuan percobaan yang dilakukan . Ada berapa  tujuannya, semua ditulis.

3) Kajian teori; tuliskan landasan teori  yang mendasari percobaan yang dilakukan, dengan mencari pada sumber belajar atau buku-bukupelajaran atau diakases di internet. Teori yang diperoleh susun dengan logis, hirarkis, sesuai dengan keruntutan ilmu. Setelah mengkaji teori, kemudian susunlah hipotesis berdasarkan hasil kajian teori  dan sesuaikan dengan tujuan percobaan. Hipotesis  adalah jawaban sementara terhadap percobaan  yang akan dilakukan.

4) Alat dan bahan; tuliskan alat-alat yang memang benar digunakan pada saat percobaan. Bahan  yang memang benar digunakan ditulis  dituliskan  sesuai dengan apa yang digunakan saat percobaan.

5) Prosedur/ cara kerja; Sampaikan cara kerja dengan kalimat aktif, bukan kalimat suruh. jangan meniru kata operasional yang ada pad LKS, yang berupa kalimat suruh. Buatlah kalimat suruh menjadi  kalimat aktif sehingga menceritakan  apa  yang telah dilakukan saat percobaan.

6) Hasil pengamatan; tuliskan hasil pengamatan sesuai dengan apa yang didapatkan saat percobaan. Data dapat ditulis secara deskriptif atau dalam bentuk  tabel  hasil pengamatan. Lakukan pengamatan sebaik-baiknya  saat melakukan percobaan, sehingga diperoleh data  yang akurat dan reliabel.

7) Analisis data dan pembahasan; Pada melakukan analisis data memerlukan pikiran kritis, menerapkan teori yang telah ditulis dengan memadukan hasil pengamatan. Hasil dibahas secara deskriptif atau perhitungan ( jika ada), dengan menerapkan konsep yang ada  dengan menggunakan teori dan tinjauan dari berbagai sudut pandung. Tiap hasil yang didapat dibahas  secara detil untuk memperoleh kesimpulan yang benar.

8)  Kesimpulan dan saran; tuliskan kesimpulan dengan ringkas sesuai dengan  tujuan percobaan. Apa yang ingin dicapai  saat percobaan, itulah tulis  kesimpulannya. Kesimpulan merupakan jawan dari hipotesis  yang diajukan.

9) Daftar pustaka; tuliskan pustaka(buku)  yang telah kamu baca sebagai sumber bacaan atau belajar. Penulisan daftar pustaka  mengikuti pedoman  yang telah diberikan; yaitu  nama pengarang, tahun terbit, judul buku, kota penerbit, penerbit.  Jika diakses  dari internet,  tuliskan  kapan  hal tersebut diakses.

Contoh  laporan;

Sifat Asam Basa

I. Tujuan: menentukan sifat asam basa dari larutan

II. Kajian teori:

Larutan  adalah  campuran homogen antara zat terlarut dengan pelarut. Larutan homogen  tidak menampakkan bidang batas ( satu fase) antara pelarut dengan zat terlarut. Contoh  larutan garam dapur, larutan asam cuka, larutan air kapur, dll. Larutan  memiliki sifat  tertentu sesuai dengan sifat zat terlarut. Ada larutan bersifat asam seperti larutan asam cuka,  ada bersifat basa  seperti larutan air kapur dan ada bersifat netral seperti larutan garam dapur. Sifat asam ditentukan oleh konsentrasi ion H+  dalam larutan. Sifat  basa ditentukan oleh  ion OH-  dalam larutan. Sedangkan sifat netral  akibat adanya  ion H+  dan ion OH-  dalam keadaan  yang  seimbang. Sifat asam , basa, atau netral  larutan  dapat ditentukan  dengan indikator . Indikator adalah zat yang dapat berubah warna  dalam lingkunagn yang berbeda. Contoh indikator  antara lain  kertas lakmus, penolptalein, metil merah, metil jingga, bromtimol biru, dll.  Kertas lakmus  ada  berwarna merah, ada berwarna biru. Lakmus merah berwarna merah  dalam asam dan biru dalam  basa, sedangkan  lakmus biru  berwarna  biru dalam basa  dan merah dalam asam.   dst ………………

Berdasarkan  teori  dapat diajukan hipotesis bahwa lakmus merah  berwarna  merah dalam asam cuka dan berwarna biru dalam air kapur.  dst …. ( dapat  1, 2 atau 3 hipotesis).

III.  Alat dan Bahan:

1) Alat:  tabung reaksi, gelas kimia, pipet tetes, ..

2) Bahan: larutan asam cuka 0,1 M; larutan NaOH 0,1 M, larutan  NaCl 0,1 M, larutan  NH3 0,1 M; kertas lakmus merah dan biru.

IV. Cara  kerja:

1) Menyiapkan  tabung reaksi, gelas kima, pipet tetes, larutan asam cuka, NaOH, NaCl dan NH3.

2) menyiapkan kertas  lakmus  merah dan lakmus biru.

3) meneteskan larutan  asam cuka, NaOH, NaCl dan NH3  kedalam tabung reaksi  kira-kira 5 mL pada  4 tabung reaksi.

4) Mencelupkan kertas lakmus  merah dan biru dalam tiap tabung yang telah diisi larutan.

5) mengamati dan mencatat hasil percobaan pada lembar  hasil pengamatan.

V. Hasil pengamatan

asam cuka       NaOH             NaCl               NH3

Lakmus

merah             merah              biru            merah/biru       biru

Lakmus

biru                 merah              biru             merah/biru      biru

VI. Analisis data dan pembahasan

Berdasarkan data  diperoleh bahwa  asam cuka  dengan  kertas lakmus merah  berwarna  merah dan  lakmus biru berwarna  merah yang berarti  asam cuka  bersifat asam.  Sedangkan  air kapur dan NH3  menunjukkan  bahwa  lakmus merah berwarna biru dan lakmus biru tetap biru,  yang berarti  air kapur dan NH3  bersifat basa. Larutan NaCl  menunjukkan, lakmus merah tetap merah dan lakmus biru tetap biru, yang berarti bahwa  larutan NaCl  bersifat netral.  Sifat asam dari larutan cuka, akibat dari adanya  konsentrasi ion H+  lebih besar  dari ion OH- sehingga kertas lakmus memberikan warna  merah. Sedangkan  munculnya warna biru  pada lakmus akibat  konsentrasi ion OH- lebih besar  dari konsentrasi ion H+ dalam larutan. Namun, bila konsentrasi ion H+ sama dengan konsentrasi ion OH- , larutan akan bersifat  netral sehingga lakmus merah dan biru  tidak mengalami perubahan seperti yang terjadi pada larutan NaCl. Dengan  demikian  kertas lakmus  dapat dipergunakan untuk menguji  keasaman larutan.  Sifat asam, basa atau netral larutan dapat diuji dengan cara  yang  sama seperti  pada larutan asam cuka, air kapur atau NaCl.

VII.  Kesimpulan  dan Saran

7.1.  Simpulan

Berdasarkan  data  dan analisis data tersebut di atas, dapat disimpulkan:

1.  larutan bersifat asam ditunjukkan  oleh perubahan warna lakmus  dari  warna  biru  menjadi merah,

2. Larutan  bersifat basa ditunjukkan oleh perubahan warna lakmus  dari  warna merah menjadi biru,

3. larutan bersifat netral ditunjukkan oleh tidak adanya perubahan warna lakmus  baik lakmus merah maupun lakmus biru.

7.2.  Saran

Dengan  percobaan yang telah dilakukan,  dapat disarankan;

1.  Perlu melakukan  pengujian  larutan  dengan  jenisnya lebih banyak;

2.  Perlu digunakan  jenis indikator yang lain selain lakmus sehingga  siswa  dapat  lebih banyak mengenal  indikator;

3. Perlu digunakan  indikator alami, yang  berada di lingkungan siswa sehingga  pembelajaran lebih menarik, inspiratif, kontekstual.

Daftar Pustaka

Michael Purba. 2006. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga

Sunardi. 2008. Kimia Bilingual untuk SMA Kelas X. Bandung: Yrama Widya

Nana Sutresna. 2009. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca

Susanto, Doni. 2000. Modul Praktikum SMA Kartika III-1. Bandung: Bandung