Dari hasil laporan percobaan yang diserahkan siswa, masih banyak siswa belum mampu menulis laporan dengan benar, walaupun sudah diberikan sistematika penyusunan laporan. Siswa belum mampu menuangkan ide secara kritis, bahkan siswa hanya sekadar mengumpulkan tanpa memikirkan esensi dan isi dari laporan itu. Yang paling parah terjadi adalah saat siswa menulis pembahasan hasil laporan percoban. Siswa sama sekali kurang mampu berpikir kritis menggunakan konsep teoritis yang telah ditulis dalam membahas fakta yang diperoleh. Adapun sistematika laporan adalah (1) judul percobaan, (2) tujuan percobaan, (3) Kajian teori, (4) Alat dan bahan, (5) Prosedur kerja, (6) hasil pengamatan, (7) Analisis data dan pembahasan(8) kesimpulan dan saran, dan (9) daftar pustaka. Berikut penjelasan mengenai tiap sub dari substansi laporan;
1) Judul percobaan; tuliskan judul dari percobaan yang dilakukan. Diawali dengan huruf besar tiap awal kata, dengan letak ditengah baris .
2) Tujuan percobaan; tuliskan tujuan percobaan yang dilakukan . Ada berapa tujuannya, semua ditulis.
3) Kajian teori; tuliskan landasan teori yang mendasari percobaan yang dilakukan, dengan mencari pada sumber belajar atau buku-bukupelajaran atau diakases di internet. Teori yang diperoleh susun dengan logis, hirarkis, sesuai dengan keruntutan ilmu. Setelah mengkaji teori, kemudian susunlah hipotesis berdasarkan hasil kajian teori dan sesuaikan dengan tujuan percobaan. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap percobaan yang akan dilakukan.
4) Alat dan bahan; tuliskan alat-alat yang memang benar digunakan pada saat percobaan. Bahan yang memang benar digunakan ditulis dituliskan sesuai dengan apa yang digunakan saat percobaan.
5) Prosedur/ cara kerja; Sampaikan cara kerja dengan kalimat aktif, bukan kalimat suruh. jangan meniru kata operasional yang ada pad LKS, yang berupa kalimat suruh. Buatlah kalimat suruh menjadi kalimat aktif sehingga menceritakan apa yang telah dilakukan saat percobaan.
6) Hasil pengamatan; tuliskan hasil pengamatan sesuai dengan apa yang didapatkan saat percobaan. Data dapat ditulis secara deskriptif atau dalam bentuk tabel hasil pengamatan. Lakukan pengamatan sebaik-baiknya saat melakukan percobaan, sehingga diperoleh data yang akurat dan reliabel.
7) Analisis data dan pembahasan; Pada melakukan analisis data memerlukan pikiran kritis, menerapkan teori yang telah ditulis dengan memadukan hasil pengamatan. Hasil dibahas secara deskriptif atau perhitungan ( jika ada), dengan menerapkan konsep yang ada dengan menggunakan teori dan tinjauan dari berbagai sudut pandung. Tiap hasil yang didapat dibahas secara detil untuk memperoleh kesimpulan yang benar.
8) Kesimpulan dan saran; tuliskan kesimpulan dengan ringkas sesuai dengan tujuan percobaan. Apa yang ingin dicapai saat percobaan, itulah tulis kesimpulannya. Kesimpulan merupakan jawan dari hipotesis yang diajukan.
9) Daftar pustaka; tuliskan pustaka(buku) yang telah kamu baca sebagai sumber bacaan atau belajar. Penulisan daftar pustaka mengikuti pedoman yang telah diberikan; yaitu nama pengarang, tahun terbit, judul buku, kota penerbit, penerbit. Jika diakses dari internet, tuliskan kapan hal tersebut diakses.
Contoh laporan;
Sifat Asam Basa
I. Tujuan: menentukan sifat asam basa dari larutan
II. Kajian teori:
Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dengan pelarut. Larutan homogen tidak menampakkan bidang batas ( satu fase) antara pelarut dengan zat terlarut. Contoh larutan garam dapur, larutan asam cuka, larutan air kapur, dll. Larutan memiliki sifat tertentu sesuai dengan sifat zat terlarut. Ada larutan bersifat asam seperti larutan asam cuka, ada bersifat basa seperti larutan air kapur dan ada bersifat netral seperti larutan garam dapur. Sifat asam ditentukan oleh konsentrasi ion H+ dalam larutan. Sifat basa ditentukan oleh ion OH- dalam larutan. Sedangkan sifat netral akibat adanya ion H+ dan ion OH- dalam keadaan yang seimbang. Sifat asam , basa, atau netral larutan dapat ditentukan dengan indikator . Indikator adalah zat yang dapat berubah warna dalam lingkunagn yang berbeda. Contoh indikator antara lain kertas lakmus, penolptalein, metil merah, metil jingga, bromtimol biru, dll. Kertas lakmus ada berwarna merah, ada berwarna biru. Lakmus merah berwarna merah dalam asam dan biru dalam basa, sedangkan lakmus biru berwarna biru dalam basa dan merah dalam asam. dst ………………
Berdasarkan teori dapat diajukan hipotesis bahwa lakmus merah berwarna merah dalam asam cuka dan berwarna biru dalam air kapur. dst …. ( dapat 1, 2 atau 3 hipotesis).
III. Alat dan Bahan:
1) Alat: tabung reaksi, gelas kimia, pipet tetes, ..
2) Bahan: larutan asam cuka 0,1 M; larutan NaOH 0,1 M, larutan NaCl 0,1 M, larutan NH3 0,1 M; kertas lakmus merah dan biru.
IV. Cara kerja:
1) Menyiapkan tabung reaksi, gelas kima, pipet tetes, larutan asam cuka, NaOH, NaCl dan NH3.
2) menyiapkan kertas lakmus merah dan lakmus biru.
3) meneteskan larutan asam cuka, NaOH, NaCl dan NH3 kedalam tabung reaksi kira-kira 5 mL pada 4 tabung reaksi.
4) Mencelupkan kertas lakmus merah dan biru dalam tiap tabung yang telah diisi larutan.
5) mengamati dan mencatat hasil percobaan pada lembar hasil pengamatan.
V. Hasil pengamatan
asam cuka NaOH NaCl NH3
Lakmus
merah merah biru merah/biru biru
Lakmus
biru merah biru merah/biru biru
VI. Analisis data dan pembahasan
Berdasarkan data diperoleh bahwa asam cuka dengan kertas lakmus merah berwarna merah dan lakmus biru berwarna merah yang berarti asam cuka bersifat asam. Sedangkan air kapur dan NH3 menunjukkan bahwa lakmus merah berwarna biru dan lakmus biru tetap biru, yang berarti air kapur dan NH3 bersifat basa. Larutan NaCl menunjukkan, lakmus merah tetap merah dan lakmus biru tetap biru, yang berarti bahwa larutan NaCl bersifat netral. Sifat asam dari larutan cuka, akibat dari adanya konsentrasi ion H+ lebih besar dari ion OH- sehingga kertas lakmus memberikan warna merah. Sedangkan munculnya warna biru pada lakmus akibat konsentrasi ion OH- lebih besar dari konsentrasi ion H+ dalam larutan. Namun, bila konsentrasi ion H+ sama dengan konsentrasi ion OH- , larutan akan bersifat netral sehingga lakmus merah dan biru tidak mengalami perubahan seperti yang terjadi pada larutan NaCl. Dengan demikian kertas lakmus dapat dipergunakan untuk menguji keasaman larutan. Sifat asam, basa atau netral larutan dapat diuji dengan cara yang sama seperti pada larutan asam cuka, air kapur atau NaCl.
VII. Kesimpulan dan Saran
7.1. Simpulan
Berdasarkan data dan analisis data tersebut di atas, dapat disimpulkan:
1. larutan bersifat asam ditunjukkan oleh perubahan warna lakmus dari warna biru menjadi merah,
2. Larutan bersifat basa ditunjukkan oleh perubahan warna lakmus dari warna merah menjadi biru,
3. larutan bersifat netral ditunjukkan oleh tidak adanya perubahan warna lakmus baik lakmus merah maupun lakmus biru.
7.2. Saran
Dengan percobaan yang telah dilakukan, dapat disarankan;
1. Perlu melakukan pengujian larutan dengan jenisnya lebih banyak;
2. Perlu digunakan jenis indikator yang lain selain lakmus sehingga siswa dapat lebih banyak mengenal indikator;
3. Perlu digunakan indikator alami, yang berada di lingkungan siswa sehingga pembelajaran lebih menarik, inspiratif, kontekstual.
Daftar Pustaka
Michael Purba. 2006. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga
Sunardi. 2008. Kimia Bilingual untuk SMA Kelas X. Bandung: Yrama Widya
Nana Sutresna. 2009. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca
Susanto, Doni. 2000. Modul Praktikum SMA Kartika III-1. Bandung: Bandung